Senin, 06 Agustus 2012

Petani Jangan Tanggung-Tanggung


Apa yang terjadi pada petani Indonesia adalah sebuat fenomena yang tidak telepas dari sebuat kehidupan para petani yang selalu di gembar gemborkan menduduki kehidupan ekonomi yang mudah sekali jatuh dan sulit sekali untuk beranjak naik. Hingar bingarnya roda perekomian tidak serta merta mengikut sertakan petani Indonesia sebagai salah satu pemain dalam perekonomian di negeri ini. Justru sebaliknya betapa petani selalu menjadi korban dari pada hingar bingarnya kemajuan perekonomian, dari mulai menjadi korban ulah para pedagang pupuk, belum lagi ulah para pembeli hasil pertanian, serta ulah para importir yang sering membuat banjir barang yang berdampak turunya harga, apalagi kebijakan kebijakan pemerintah yang terkadang membuat petani semakin terjepit.

Petani adalah seolah bagaikan mimpi buruk, sehingga membuat orang enggan atau sangat takut untuk bermimpi menjadi petani. Hampir tak terpikirkan oleh banyak orang indahnya menjadi petani, sekalipun orang itu mempunyai modal yang besar. mimpi buruk ini terus berlangsung sampai turun temurun sehingga sampai pada generasi sekarang ini predikat petani sangat mengerikan untuk dipikirkan.

Petani menurut saya tidak seperti pandangan orang pada umumnya, terdapat skema petani yang harus di pisah yang kemudian dapat dijadikan sebagai jenjang level, seperti level level pada bidang yang lain. Skema ini  dapat memberikan arah dan tujuan para petani agar mimpi buruk tersebut dapat terurai menjadi sebua mimpi yang penuh pengharapan yang indah. Level ini mungkin sudah ada sejak jaman kerajaan kerajaan di Indonesia. Namun level ini pada jaman kerajaan adalah hanya untuk memisahkan atau untuk membuat jurang jurang pemisah dalam tatanan sosial eksklusif masyarakat di jaman itu, yang notabone nya sangan tidak sesuai dengan kaidah masa kini. Sayangnya hal yang di rasa buruk oleh orang modern sekarang ini level tersebut tidak digali sebagai sebuah konsep yang positif namun terus di tenggelamkan dengan pandangan pandangan yang selalu mendokrtin kita sebagai sesuatu yang tidak pantas atau salah. Tenggelamnya sebuah level pada golongan masyarakat petani ini sebenarnya bisa di tarik sebuah konsep negatif yang tidak perlu di buang atau di diskreditkan.

Level yang terendah adalah level penggarap, petani penggarap yang tidak mempunyai lahan. Sehingga hanya sebagai penggarap dengan sestim bagi hasil atau sewa lahan. Di titik inilah petani atau karier seorang petani berada pada tingkat paling bawah, pada posisi ini seorang petani harus dapat meningkatakan kwalitas levelnya agar dapat naik tingkatan level berikutnya. Seperti seorang karyawan dengan tingkatan buruh atau operotor harus dapat meningkatkan jenjang kariernya.

Level yang di tengah adalah level sudah memiliki lahan namun tidak luas, di bawah 2 hektar. Petani pada level ini menggarap lahannya sendiri. Di titik ini petani tidak tidak lagi terombang ambing oleh kontrak atau sewa lahan yang terkadang di putus oleh pemiliknya, akan tetapi pada level ini petani belum dirasa tepat apabila lahanya diolah oleh penggarap jadi petani pada level ini masih harus mengarap lahanya dengan sendiri,pada level ini pula petani sudah tidak mengeluarkan lagi ongkos untuk lahan yang harus di bayarkan per periode atau perpanen. Seperti pada level sebelumnya seorang petani pada level ini haruslah dapat meningkatkan jenjangnya pada level yang lebih tinggi.

Level yang atas adalah petani yang sudah memiliki lahan yang luas, diatas 2 hektar dan bahkan petani pada level ini sudah tida bisa mengolah lahanya sendirian, petani pada level ini sudah membutuhkan bantuan alat-alat pertanian yang lebih moderan dan bermesin, bahkan pada level ini petani sudah harus mempunyai karyawan atau penggarap untuk mengelola lahanya. Pada tinggkatan inilah mimpi seorang petani akan terasa indah sekali dan tahapan untuk menuju level ini tidak lah mudah, sangat sulit sulit sekali butuh perjuangan dan keprihatinan, yang itu bukanlah hal yang tidak lazim tapi adalah suatu usaha yang harus dilakuan pada setiap bidang baik itu bidang karier pekerjaan, dan bidang usaha lainnya.

Jadilah petani  jangan tanggung tanggung, jadi petani singkong kalau lahanya puluhan hektar ratusan juta sekali panen, jadi petani karet, sawit, padi, jagung dan petani apapun jika lahanya berpuluhan hektar makan mimpi itu akan terasa sangat indah sekali. Tapi sebuat kata bijak mengatakan, banyaklah orang yang mendaki gunung tetapi  sedikitlah yang dapat mencapai puncaknya. salam..