Selasa, 26 Maret 2013

Petani Yang Terombang Ambing

TEROMBANG AMBINGNYA PETANI

Begitulah nasib petani, terkadang dunia ini tidak seramah senyum dan kerut dahi para petani, dunia ini terkadang sangat tega dan kejam tehadap para petani..... itulah kenyataan yang terkadang sangat pait tetapi harus di telan oleh para petani tanpa tawar menawar. Semua bisa terjadi seketika tanpa ada gejala dan sulit di elakan.

Gejolak harga, selalau menghantui wajah wajah para petani di negeri ini, kurangya pehatian pemerintah untuk menekan gejolak harga terekadang membuat petani terpental dan harus terperosok pada jurang yang dalam. Hal  ini sangatlah membuat para petani seperti terombang ambing oleh harga yang tak menentu. Ketika beberapa tahun yang lalu harga karet sangat menjanjikan, dan para petani berbondong-bondong mengubah lahannya menjadi kebun karet, akan tetapi setelah menunggu sekian lama harga ternyata anjlok dan terjun bebas. Frase bergantilah harga kelapa sawit yang cendurung stabil dan tinggi, membuat para petani mulai meliriknya dan mengubah lahan pertanianya menjadi kebun kelapa sawit. Namun tiba saat nya harganya pun cenderung turun teratur dan tak lagi naik naik, perih dan pait dalam kebingungan. Frase berganti lagi ketika harga singkong mulai bergerak naik, dan teknologi hasil panen sudah mulai maju, petani pun tak segan segan untuk merubah tanamanya menjadi tanaman singkong, tapi lagi lagi ketika saat nya telah tiba harga singkong sangatlah membuat petani pucat pasi. Sungguh apalagi yang harus di perbuat oleh para pateni.

Di tuntut kecerdasan dari para petani, dalam mengelola lahanya, petani harus dapat mensiasati  ketidak pastian harga ini, misalnya untuk penanaman singkong pentani harus membagi jarak umur tanan sehingga pada saat panen tidak pada masa yang sama, hal ini untuk mengatisipasi jika harga saat ini sedang turun masih ada harapan untuk lahan yang belum panen kelak dengan harga yang lebih baik (walau pun bisa jadi harganya mungkin malah lebih turun lagi). Atau jika lahanya luas diatas 2o ha, maka hendak lah menanan dengan minimal dua jenis tanaman misal 10 ha karet 10 ha sawit, atau 5 ha karet 10 sawit dan 5 ha singkong dan lain lain cara kombinasinya. yang intinya jika terjadi golak harga yang negative masing masing jenis tumbuhan akan mensubsidi jenis tanaman yg lain yang sedang terpuruk.

Salam petani Indonesia
Esawe

Tidak ada komentar: